Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan ketergantungan Indonesia terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) saat ini cukup tinggi.
Hal tersebut dapat tercermin dari kebutuhan LPG RI yang mencapai 8 juta metrik ton per tahun. Sementara dari 8 juta ton tersebut, 6,7 juta ton berasal dari impor.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan saat ini pihaknya tengah berupaya menggenjot penggunaan jaringan gas bumi. Ini sebagai upaya pemerintah dalam menekan impor LPG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pilihan Redaksi
Top! Jokowi Habiskan Rp492 T untuk Bansos Dkk di Semester I
Hilirisasi Batu Bara di Mata Bos Bayan, Sudah Ideal?
PGN Mau Bantu Kurangi Subsidi LPG, Gimana Caranya?
"Ke depan ini kan gas kalau gas yang dipakai jargas akan mengurangi impor LPG. Sekarang kebutuhan LPG itu 8 juta metrik ton per tahun. Kemudian 6,7 juta ton per tahun itu dari impor," ujar Tutuka saat wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, dikutip Jumat (14/7/2023).
Oleh sebab itu, ia berharap pembangunan jargas dapat lebih masif lagi sekalipun tanpa menggunakan skema APBN. Mengingat, pembangunan jaringan gas baru menjangkau 900 ribu sambungan rumah tangga hingga sampai saat ini.
"Kalau dari APBN kan lebih murah maksudnya harga jual gasnya tol fee murah. Kayak Semarang-Batang murah tol fee nya. Kalau murah industri beli gas murah nanti industri tumbuh. Jargas itu 900 ribu. Kita targetkan 10 juta," katanya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian ESDM, impor LPG RI dalam satu dekade telah menunjukkan peningkatan tiga kali lipat hingga mencapai 6,34 juta ton pada 2021.
Adapun porsi impor LPG pada 2021 telah mencapai 74% dari total kebutuhan. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan porsi impor LPG pada 2011 yang "hanya" sebesar 46%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai impor LPG RI pada 2021 mencapai US$ 4,09 miliar atau sekitar Rp 58,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), meroket 58,5% dibandingkan nilai impor pada 2020 lalu yang tercatat US$ 2,58 miliar.
Lonjakan nilai impor LPG tak terlepas dari kenaikan harga LPG di pasar internasional, khususnya Contract Price Aramco (CP Aramco). Apalagi, pasokan LPG Indonesia masih didominasi oleh impor. Lebih dari 70% kebutuhan LPG nasional berasal dari impor.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Jangan Kaget, Ternyata Impor LPG RI Terbesar dari Negara Ini
(pgr/pgr)
Source https://www.cnbcindonesia.com