IHSG Balik Loyo 5 Saham Ini Biang Keroknya
IHSG Balik Loyo 5 Saham Ini Biang Keroknya
Admin Ugems
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah pada perdagangan sesi I Kamis (13/7/2023), setelah sempat menguat terbatas pada awal perdagangan sesi I hari ini.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG turun 0,19% ke posisi 6.795,52. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.700.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 0,91%. Selain itu, sektor energi juga memberatkan IHSG sebesar 0,89%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca:
17 Saham CPO Merekah, Punya TP Rachmat Masih Murah
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG, di mana secara mayoritas merupakan saham-saham berkapitalisasi pasar 20 besar.
Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.
Emiten
Kode Saham
Indeks Poin
Harga Terakhir
Perubahan Harga
Telkom Indonesia
TLKM
-6,15
3.930
-1,26%
Bayan Resources
BYAN
-2,54
17.350
-0,86%
Adaro Energy Indonesia
ADRO
-2,34
2.300
-2,95%
Bank Central Asia
BBCA
-1,63
9.150
-0,27%
Sumber Alfaria Trijaya
AMRT
-1,46
2.750
-1,08%
Sumber: Refinitiv
Saham emiten telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 6,1 indeks poin.
Selain itu, saham raksasa batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga memberatkan IHSG sebesar 2,5 indeks poin.
Baca:
10 Bank Digital Tercuan, Juaranya Milik Orang Terkaya RI
IHSG mulai berbalik arah ke zona merah setelah pada awal perdagangan sesi I hari ini sempat menguat terbatas.
Loyonya IHSG dinilai wajar karena penguatannya sudah berlangsung selama tiga hari beruntun, meski sentimen pasar global cenderung positif.
Sentimen positif datang dari Amerika Serikat (AS), di mana inflasi pada periode Juni 2023 kembali melandai. Inflasi konsumen (consumer price index/CPI) AS periode Juni 2023 naik 3% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang tumbuh 4%. Angka ini juga sedikit lebih baik dari prediksi pasar disurvei oleh Dow Jones sebesar 3,1%.
Laju inflasi Juni juga menjadi yang terendah sejak Maret 2021 di mana inflasi menyentuh 2,6%.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam juga melandai mencapai 0,2% pada Juni 2023, dari sebelumnya yang naik 0,1% pada Mei lalu. CPI bulanan juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi akan ada di angka 0,3%.
CPI bulanan dipicu oleh sektor perumahan serta makanan. Kendati demikian, harga pangan AS hanya naik 0,1% (mtm) pada Juni, lebih rendah dibandingkan 0,2% (mtm) pada Mei.
Sementara itu, CPI inti AS mencapai 4,8% (yoy) pada Juni 2023, dari sebelumnya naik 5,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, CPI inti mencapai 0,2% (mtm) pada Juni tahun ini, lebih rendah dibandingkan 0,4% pada Mei.
CPI inti juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi CPI inti di angka 5% (yoy) dan 0,3% (mtm).
Dengan inflasi konsumen yang melandai, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) diharapkan bisa melunak secepatnya.
Chairman The Fed, Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan setelah menahan suku bunga pada Juni di kisaran 5,0-5,25%.
Pasar kini berekspektasi 94,2% jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir bulan ini. Ekspektasi cenderung sedikit meningkat dibandingkan pada semalam waktu Indonesia yang masih sebanyak 93%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[emailprotected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat
(chd/chd)