Apa Kabar Rencana Pensiun Dini PLTU Pelabuhan Ratu? Ini Kata PTBA

Admin Ugems
Uma leitura de um minuto - Thu May 09 01:01:00 GMT 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - PT bukit asam Tbk (PTBA) mengungkapkan kabar terkini dari rencana pengalihan aset atau spin off Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu berkapasitas 3 x 350 Mega Watt (MW) dari PT PLN (Persero) ke perusahaan.
Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafly Yandra mengungkapkan bahwa perusahaan hingga saat ini masih melakukan kajian terhadap rencana pengambilalihan PLTU tersebut hingga akhirnya akan dilakukan pensiun dini atau penghentian operasional lebih cepat.
Dia mengatakan, pihaknya terus mendorong komitmen Energy Transition Mechanism (ETM) melalui pengalihan PLTU tersebut.

"(PLTU) Pelabuhan Ratu, pengambilalihan ini PTBA tetap komitmen ETM mendorong transisi energi bersih, kesepakatan yang ditandatangani dengan PLN lanjutan ada beberapa proses lagi. Saat ini masih dalam tahap kajian," ujar dia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PTBA, di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Sebelumnya, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu sejatinya merupakan ranah dari pemerintah. Pasalnya, pengambilalihan PLTU akan menggunakan pendanaan murah dengan skema Energy Transition Mechanism (ETM).
"Pelabuhan Ratu domainnya itu kan ada di pemerintah ya yang ETM itu, nah PTBA waktu itu kan sedang melakukan kajian bagaimana kalau kita ditunjuk mengambil Pelabuhan Ratu ini. Kajian sudah kami lakukan, tapi bolanya lagi-lagi di pemerintah," kata dia, Jumat (8/3/2024).
Menurut Arsal, akuisisi proyek tersebut bisa terealisasi asalkan perusahaan mendapatkan pendanaan murah. Sehingga, hingga kini kesepakatan mengenai akuisisi belum bisa dilakukan.
"Kami sampai sekarang itu kan menunggu aja dari pemerintah, tapi sampai hari ini kami menyatakan sementara ini kami tidak lanjut kalau kami tidak mendapatkan fasilitas-fasilitas khusus," kata dia.
Arsal pun sempat membeberkan, dengan adanya program pengakhiran lebih awal, masa operasional PLTU Pelabuhan Ratu akan terpangkas dari 24 tahun menjadi 15 tahun. Penurunan masa operasional tersebut akan dibarengi oleh potensi pemangkasan emisi karbondioksida (CO2) ekuivalen sebesar 51 juta ton.

Seperti diketahui, PT bukit asam Tbk (PTBA) dan PT PLN (Persero) telah menandatangani kesepakatan kerangka kerja atau Principal Framework Agreement untuk mengakhiri lebih awal (early retirement) PLTU Pelabuhan Ratu berkapasitas 3 x 350 Mega Watt (MW).
Kesepakatan ini ditandatangani pada saat rangkaian acara State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022) lalu.
Setelah penandatanganan Principal Framework Agreement ini, PTBA dan PLN melakukan proses due diligence (uji tuntas) untuk program pensiun dini PLTU tersebut.
Keikutsertaan PTBA dalam rencana pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu ini didasari oleh beberapa pertimbangan strategis. PLTU Pelabuhan Ratu merupakan tulang punggung pasokan listrik di wilayah bagian selatan Pulau Jawa.
Berdasarkan lokasi geografis, tata kelola PLTU Pelabuhan Ratu relatif lebih mudah diintegrasikan dengan sistem rantai pasok PTBA. Kebutuhan batu bara PLTU Pelabuhan Ratu sebanyak 4,5 juta ton per tahun atau 67,5 juta ton selama 15 tahun. Hal tersebut selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk pemanfaatan cadangan batu bara PTBA.
Dengan teknologi dan sistem pendukung terbaik, PLTU ini mampu memberi jaminan keandalan optimal. Kinerja PLTU efisien, sehingga berpotensi meningkatkan nilai tambah dari nilai keekonomian batu bara sebagai bahan baku. Potensi tambahan pendapatan dari penjualan listrik sebesar Rp 6 triliun per tahun.




[Gambas:Video CNBC]






(wia)



Source https://www.cnbcindonesia.com

Comentários da Página