Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berupaya agar kondisi kelangkaan ban untuk peralatan tambang batu bara dapat segera teratasi. Pasalnya, hal tersebut berpotensi mengganggu jalannya kegiatan produksi.
Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan bahwa kelangkaan ban harus segera diselesaikan. Mengingat, apabila produksi terhenti, hal itu akan berdampak pada penerimaan negara.
"Kemarin kita antisipasi, terus jangan sampai itu terhenti produksi, kan artinya menghambat percepatan untuk penerimaan negara itu saja konsep kita," ujar Wafid saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (1/8/2023).
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif membeberkan bahwa ketersediaan ban alat berat peralatan tambang saat ini membuat para pelaku usaha ketar-ketir. Pasalnya, ketersediaan ban alat berat di dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuhan hingga 1-2 bulan ke depan.
"Kalau nggak ada ban nggak bisa jalan produksinya. Mungkin tinggal sebulan dua bulan. Bahaya juga," kata Irwandy saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (21/7/2023).
Oleh sebab itu, saat ini Kementerian ESDM tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian agar persoalan tersebut dapat segera teratasi. Mengingat Indonesia mempunyai target produksi tahunan yang telah ditentukan.
"Komunikasi sedang dilakukan dengan asosiasi dan industri. Tinggal kebijakan-kebijakan itu harus jalan asal industri memenuhi persyaratan," kata dia.
Mengutip, modi.esdm.go.id, produksi batu bara sampai pada 1 Agustus 2023 ini sudah mencapai 417,26 juta ton atau mencapai 60,08% dari target produksi batu bara tahun ini. Dari hasil produksi tersebut, tercatat penjualan batu bara sudah mencapai 254,98 juta ton atau 36,71%.
[Gambas:Video CNBC]
(wia)
Source https://www.cnbcindonesia.com