Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penyedia jasa pertambangan, Delta Dunia Makmur (DOID), mencatatkan kenaikan laba 26% menjadi US$ 36,01 juta atau setara Rp 561,75 miliar (asumsi kurs Rp 15.600/US$) sepanjang tahun 2023. Angka tersebut naik dibandingkan dengan catatan tahun sebelumnya senilai US$ 28,64 juta.
Kenaikan ini ditopang oleh kinerja top line perusahaan, di mana pendapatan perusahaan naik 18% menjadi US$ 1,83 miliar (Rp 28,59 triliun) sepanjang tahun 2023 lalu.
Capaian ini ditorehkan DOID meski kala harga batu bara turun tajam dan masih dalam tren penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Induk dari perusahaan kontraktor tambang batu bara PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA ini sebagian besar kinerjanya tidak terpengaruh oleh harga acuan batu bara global, melainkan dari besarnya batuan penutup yang dikupas hingga biaya operasional.
Sepanjang tahun lalu, batuan penutup (overburden) yang dikupas oleh DOID tercatat naik 14% menjadi 621 juta BCM.
Meski saat ini bisnisnya masih didominasi oleh batu bara termal, Direktur Delta Dunia Group Dian Andyasuri menyebut perusahaan sedang melakukan transformasi strategis dari bauran produk perusahaan sebagai tanggapan atas pergeseran global menuju ekonomi rendah karbon.
Dirinya menyebut akan memangkas pendapatan dari batu bara termal menjadi setengahnya dalam empat tahun ke depan.
"Saat kami beradaptasi dengan penurunan permintaan batu bara termal, kami memanfaatkan permintaan kuat untuk batu bara metalurgi, yang terus menjadi bahan penting untuk produksi baja. batu bara metalurgi dan infrastruktur saat ini mewakilkan 19% dari pendapatan kami, mengarahkan kami pada tujuan kami mengurangi ketergantungan pada batu bara termal menjadi 50% pada tahun 2028," ungkap Dian.
Hingga akhir Desember 2023, aset perusahaan tercatat naik 19% menjadi US$ 1,87 miliar, dengan ekuitas tumbuh 6,25% menjadi US$ 272 juta.
[Gambas:Video CNBC]
(fsd/fsd)
Source https://www.cnbcindonesia.com