Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus mendorong hilirisasi tambang untuk memberikan nilai tambah. Saat ini, hilirisasi tambang yang dianggap menghasilkan produk paling hilir ialah komoditas timah.Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pihaknya juga akan mendorong hilirisasi pada komoditas lain."Iya (timah) per sekarang iya, tapi yang lain kan kita inginnya juga seperti itu," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Minggu (15/10/2023).
Dadan menerangkan, secara umum untuk mendorong hilirisasi pemerintah menyediakan insentif. Sejalan dengan itu, pemerintah juga mendorong penyediaan bahan baku."Kan secara umum untuk hilirisasi itu ada insentif, kita dorong di situ, insentif-insentif untuk pengembangan investasi seperti itu. Termasuk juga nantinya semacam kan ini bahan baku ada di kita jadi difasilitasi dikembangkan mekanisme-mekanisme kerja sama sehingga pasti bahan bakunya ada, bisa jalan investasinya, kan bahan baku juga jadi isu nanti kalau ini tidak cukup makanya begitu," terangnya.Untuk diketahui, dalam keterangannya PT Timah Tbk melalui anak usahanya PT Timah Industri (PT TI) melakukan hilirisasi untuk memenuhi kebutuhan pasar global dengan memiliki 3 pabrik tin chemical dan 1 pabrik tin solder.Kapasitas produksi yang dimiliki PT TI saat ini sebanyak 21.000 ton, yang terdiri dari pabrik tin chemical Stannic Chloride (SnCl4), pabrik Dimethyltin Dichloride (DMT), pabrik Methyltin Stabilizer, dan pabrik tin solder.Produk tin solder digunakan pada industri elektronik dan otomotif. Sedangkan tin chemical digunakan pada industri Polyvinyl chloride (PVC) sebagai bahan aditif tin stabilizer untuk pembuatan pipa konstruksi, profil, plastik PVC transparan dan lainnya.Aplikasi timah sebagai bahan pelapis banyak digunakan sebagai pelapisan baja, untuk keperluan industri otomotif, pembungkus makanan, pelapis kaleng, pelindung kontainer, dan pelapis pipa yang terbuat dari logam lainnya.
(acd/das)
Source https://finance.detik.com