Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Singapura resmi menjalin kerja sama terkait jual beli listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) lintas negara.
Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif dan Second Minister for Trade and Industry Singapura, Tan See Leng, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (08/09/2023).
MoU ini berisi kesepakatan terkait kerja sama energi rendah karbon dan intekoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura. Nantinya, Indonesia diperkirakan akan mengekspor listrik sekitar 2 Giga Watt (GW) ke Singapura.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu mengatakan bahwa ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura tersebut kemungkinan akan ditransmisikan melalui jalur laut.
"Nanti ada teknologinya yang terbaik apa, bayangan kita ya lewat laut. Tapi dari bawah sebagian, apa dari atas, nanti ada kajiannya yang terbaik," ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/9/2023).
Perlu diketahui, area kerja sama yang disepakati dalam MoU Kementerian ESDM Indonesia dan Singapura meliputi:
- Pengembangan proyek energi rendah karbon komersial, termasuk interkoneksi untuk perdagangan listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura, sebagaimana disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Singapura.
- Pertukaran informasi tentang kebijakan dan persetujuan peraturan dan kerangka kerja untuk memungkinkan proyek perdagangan listrik lintas batas komersial.
- Memfasilitasi pengembangan proyek perdagangan tenaga listrik lintas batas, termasuk kredit karbon sesuai dengan peraturan perundang-undangan masing-masing.
- Bidang kerja sama lain yang diputuskan bersama oleh Para Pihak.
MoU yang telah disepakati itu akan berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk lima tahun periode berikutnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Tan See Leng mengatakan, otoritas energi Singapura telah menyetujui impor listrik rendah karbon sebanyak 2 Giga Watt dari Indonesia ke Singapura.
"Dengan gembira saya umumkan bahwa EMA (Energy Market Authority Singapore) telah memberikan persetujuan bersyarat untuk impor 2 Giga Watt listrik rendah karbon dari Indonesia ke Singapura," beber Tan See Leng, dilansir dari detikcom, dalam acara Indonesia Sustainable Forum 2023, di Park Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Jumat (8/9/2023).
Ada sekitar lima perusahaan dari Indonesia yang mengajukan proposal untuk menyediakan listrik rendah karbon ke Negeri Singa ini.
Pertama, tiga perusahaan yang tergabung dalam konsorsium Pacific Medco Solar Energy, kedua Adaro Green, dan juga TBS Energi Utama.
Tan See Leng menjelaskan secara kolektif, perusahaan-perusahaan tersebut bakal memasang sekitar 11 GigaWatt kapasitas panel surya dan 21 GigaWatt penyimpanan energi baterai di Indonesia.
"Proyek-proyek ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga surya dan baterai terbesar di Indonesia dan akan melayani kebutuhan energi Indonesia dan Singapura," ungkap Tan See Leng.
Tan See Leng juga menjelaskan hingga 2035 negaranya bakal mengimpor 4 GigaWatt listrik rendah karbon. Dari jumlah tersebut, 50% kebutuhannya dipenuhi dari Indonesia. Menurutnya, hal ini merupakan bukti kemitraan erat antara dua negara besar di Asia Tenggara tersebut.
"Faktanya, bahwa setengah dari jumlah tersebut akan berasal dari Indonesia merupakan bukti kemitraan jangka panjang dan komprehensif," pungkas Tan See Leng.
[Gambas:Video CNBC]
(wia)
Source https://www.cnbcindonesia.com