Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menyiapkan setidaknya 13 atau 14 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu bara di Indonesia yang siap 'disuntik mati' atau dipensiunkan dini. Hal itu sebagai upaya pemerintah mendukung pengurangan emisi karbon di dalam negeri.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan sebesar 4.800 Mega Watt (MW) atau 4,8 giga watt (GW) yang terdiri dari setidaknya 13-14 PLTU untuk dipensiunkan dini.
"Kita dalam daftar itu 4,8 GW subjek terhadap pendanaan-nya. Kita sudah tawarkan 4,8 GW. Lumayan, ada berapa ya, 13 atau 14 (PLTU)," jelas Dadan saat ditemui di gedung Kemeterian ESDM, Jakarta, Senin (3/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pilihan Redaksi
Baru Tahu, Sri Mulyani Bongkar Kendala Suntik Mati PLTU di RI
Jreng.. 14 PLTU Batu Bara RI Siap-siap 'Disuntik Mati'
14 PLTU Batu Bara RI Siap Pensiun Dini, Segini Kapasitasnya..
Dia juga mengatakan bahwa nantinya, pendanaan untuk memensiunkan dari ke 13 PLTU tersebut akan diajukan pada pendanaan Just Energy Transition Program (JETP) yang diusung berbagai negara maju di dunia, salah satunya Amerika Serikat.
Dadan memastikan bahwa nantinya tidak akan ada pihak yang dirugikan baik dari pengusaha maupun pemerintah dalam program pemensiunan dini PLTU tersebut.
"Kita akan cari model pendanaan kan kira-kira sederhananya, supaya paham, sebetulnya seberapa gampang PLTU misal satu PLTU berdasarkan kontrak misal selesai 2030, misal dia masih punya pinjaman, dia itu misal saat bangun 11% dengan skema JETP ETM ini kita carikan ada pendanaan yang pinnjamannya 5% kan ada saving 6% ini yang akan dipakai untuk mempercepat. Jadi nggak ada aspek komersial yang terganggu. Wah ini dibilang pemilik PLTU jadi rugi, nggak. Nggak ada ruginya," tambah Dadan.
Namun yang pasti, Dadan mengungkapkan bahwa dari 13 PLTU tersebut sudah bisa dipensiunkan kapan saja, baik tahun ini maupun pada tahun-tahun yang akan datang. Dia menegaskan selama pendanaannya siap, maka PLTU tersebut sudah bisa dipensiunkan.
"Terserah saja tahun kapanpun kita ini siap 4,8 GW, siap dipensiunkan. Terserah untuk tahun berapa nanti ngikutin pendanaan itu. Karena ini inisiatif yang pendanaan-nya yang menurut saya sih terlalu berat kalau ini datangnya harus dari Indonesia," tandasnya.
Untuk diketahui, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Salah satu strategi yang digenjot saat ini yakni dengan pensiun dini sumber energi dengan emisi karbon tinggi, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara.
Program pensiun dini PLTU ini pun sebelumnya didukung oleh sejumlah negara-negara maju. Negara maju tergabung dalam G7 yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang memiliki inisiatif JETP.
Inisiatif ini merupakan program dukungan pendanaan dari negara maju khusus untuk Indonesia agar meninggalkan pemakaian energi fosil seperti batu bara dan segera melakukan transisi energi.
Komitmen pendanaan melalui JETP ini mencapai US$ 20 miliar atau sebesar Rp 300 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$). Hal ini dilontarkan Presiden AS Joe Biden pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
Kesepakatan tersebut tentu dengan target bahwa Indonesia harus mengurangi sebesar 290 juta ton emisi karbon di sektor kelistrikan dan menerapkan sebesar 34% bauran energi terbarukan pada tahun 2030.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Siap-siap, PLTU di Wilayah Ini Bakal 'Disuntik Mati'
(pgr/pgr)
Source https://www.cnbcindonesia.com